SEMARANG, INIKAMPUS – Tim Pengabdian Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Semarang (Unnes) menggelar Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat, di aula SMP Negeri 25 Semarang, Rabu (10/9).
Kegiatan bertajuk “Akselerasi Calon Sekolah Adiwiyata melalui Integrasi Peningkatan Literasi Lingkungan dan Revitalisasi Ruang Terbuka Hijau”.
Kegiatan bertujuan memperkuat literasi lingkungan serta mendukung terwujudnya sekolah berwawasan ramah lingkungan di kawasan pesisir Kota Semarang.
Dukung SDGs, FMIPA Unnes Latih Guru Karimunjawa Berpikir Komputasi
Acara berawal dengan sambutan Kepala SMPN 25 Semarang Drs. Habsoro Dewanggono, M.Pd. yang menekankan komitmen sekolah untuk menjadi bagian dari program Adiwiyata.
Materi dan Pelatihan
Pelatihan menghadirkan Prof. Dr. Sri Ngabekti, M.S., dosen Ilmu Lingkungan Unnes sekaligus Tim Penilai Adiwiyata Provinsi Jawa Tengah sebagai narasumber.
Dia menegaskan pentingnya keterlibatan semua pihak dalam pencapaian Adiwiyata, yakni seluruh warga sekolah, baik guru, siswa, maupun komite, bahkan masyarakat sekitar.
“Guru berperan sejak perencanaan hingga pemantauan, sementara siswa menjadi motor utama dalam praktik peduli lingkungan,” ujarnya.
Materi kedua diisi mahasiswa Program Studi Ilmu Lingkungan dan Pendidikan IPA FMIPA Unnes yang memberikan pelatihan penggunaan Canva untuk pembuatan poster bertema lingkungan.
Peserta yang terdiri atas siswa-siswi SMPN 25 kemudian terbagi dalam kelompok untuk mempraktikkan desain poster.
Kuota 10.000 Siswa, Pendaftaran SMA Taruna Nusantara 2026 Resmi Dibuka di Enam Lokasi
Setiap kelompok mempresentasikan hasil karyanya di hadapan peserta lain.
Adapun tim pengabdian memberikan reward bagi poster terbaik sebagai bentuk apresiasi dan motivasi untuk terus berinovasi dalam kampanye lingkungan.
Dukungan untuk Sekolah Pesisir
Ketua Tim Pengabdian Rizki Nor Amelia, S.Pd., M.Pd. berharap kegiatan ini menjadi pemantik akselerasi SMPN 25 Semarang menuju predikat Sekolah Adiwiyata.
“Selain itu, mendorong revitalisasi ruang terbuka hijau di lingkungan sekolah,” katanya.
Dia juga mengungkapkan, programnya sejalan dengan Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS).
Dia juga menyebutkan program itu memiliki payung hukum kuat dari Undang-Undang hingga Peraturan Kementerian Lingkungan Hidup.
“Dengan sinergi perguruan tinggi, sekolah, dan masyarakat, gerakan ini dapat menumbuhkan kesadaran berkelanjutan untuk generasi yang peduli kelestarian bumi,” pungkasnya.

