JEPARA, INIKAMPUS – Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Semarang (Unnes) melakukan pendampingan guru di SMKN 1 Karimunjawa, Kabupaten Jepara.
Kegiatan diklaim sejalan dengan komitmen global terhadap Sustainable Development Goals (SDGs).
“Program ini secara langsung mendukung SDG’s poin ke-4, yaitu pendidikan berkualitas, dengan berfokus pada penguatan keterampilan computational thinking (CT) untuk mendukung pembelajaran mendalam yang relevan dan kontekstual,” ungkap Ketua Tim, Prof. Dr. Sugianto, M.Si. kepada iniKampus.id.
Tim beranggota dosen dari Rumpun Fisika, yakni Prof. Dr. Putut Marwoto, M.S., Dr. Budi Astuti, M.Sc., dan Sugiyanto, S.Pd., M.Si.
“Kami melihat computational thinking sebagai kunci untuk membuka potensi pembelajaran inovatif yang bisa meningkatkan mutu pendidikan,” imbuh Prof. Sugianto.
Pembelajaran Adaptif
Program dirancang dengan pendekatan bauran (blended learning) yang mengombinasikan sesi daring dan luring.
Sesi pertama berlangsung daring pada 12 Juni 2025 dengan 15 guru peserta.
Tim FMIPA Unnes Latih Warga Jetak Kelola Sampah Organik lewat Budi Daya Maggot
Dalam sesi itu, mereka mendapatkan bekal materi dasar tentang computational thinking, integrasi potensi lokal, inovasi media ajar berbasis proyek, dan strategi pembelajaran mendalam.
“Ini merupakan langkah nyata dalam memberikan akses pendidikan yang relevan dan merata, bahkan di wilayah kepulauan seperti Karimunjawa,” ungkap Prof. Putut Marwoto.
Pihaknya juga memastikan para guru memiliki alat yang tepat untuk menciptakan pembelajaran yang bisa menumbuhkan kreativitas dan pemikiran kritis pada siswa.
“Sesi daring ditutup dengan penugasan untuk menyusun modul ajar berbasis CT,” ujar Dr. Budi Astuti.
Inovasi Pendidikan di Lapangan
Kegiatan berlanjut dengan sesi luring di SMKN 1 Karimunjawa, 8 Agustus 2025.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Ahmad Misbah, S.Pd. mengakui program ini sangat relevan dengan kurikulum baru.
“Informasi yang disampaikan sangat membantu guru memahami dan menyusun modul ajar yang sesuai dengan isu pendidikan terkini, sejalan dengan tujuan peningkatan mutu pendidikan,” katanya.
Dalam workshop, antusiasme guru terlihat saat mereka berdiskusi dan berbagi ide untuk menyusun modul ajar.
“Dari kegiatan ini, target kami ada minimal empat modul ajar dari berbagai jurusan di SMKN 1 Karimunjawa untuk mendapatkan sertifikat hak cipta,” ujar Sugiyanto, M.Si.

