“Jangan lihat gunung dari puncaknya. Terus melangkah pelan-pelan, karena penelitian itu soal proses,” tuturnya.
Ia menilai pendidikan sebagai investasi jangka panjang yang menumbuhkan rasa sabar dan tekun.
Amanda mengaku gemar meneliti, terutama di bidang pertanian dan mikroorganisme tanaman.
Saat ini ia masih terlibat dalam proyek penelitian dosen serta menyiapkan manuskrip publikasi ilmiah dari hasil tesisnya.
Dalam penelitiannya, ia mengkaji keberagaman bakteri endosimbion pada kutu kebul (Bemisia tabaci) di tanaman terinfeksi Begomovirus.
ISTIMEWA! Tim Peneliti UGM Temukan Tujuh Spesies Baru Lobster Air Tawar di Papua Barat
Metafora Wanita Jawa Antarkan Ermi Dyah Raih Doktor Linguistik di UGM
“Serangga tidak hidup sendiri. Mereka berinteraksi dengan bakteri yang menularkan virus dan beradaptasi,” jelasnya.
Menutup kisahnya, Amanda mengajak generasi muda menikmati proses belajar tanpa terburu-buru.
“Setiap orang punya waktu bersinarnya masing-masing. Sekecil apa pun langkah kita, itu tetap kemajuan,” pesannya hangat.
Dengan semangat dan rasa ingin tahu besar, Amanda membuktikan bahwa ketulusan belajar mampu membawa seseorang meraih puncak pencapaian.

